Dalam
rangka penanggulangan erosi diadakan kegiatan penanaman bibit bambu yang
bekerjasama dengan Karya Tangan Indah (KTI) Denpasar pada hari Jumat tanggal 13
Pebruari 2015 di Areal Bukit Sang Hyang Ambu, Desa Bugbug. Penanaman bibit
bambu tersebut dihadiri langsung oleh Bapak Bupati Karangasem I Wayan Geredeg,
SH beserta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Karangasem
dan masyarakat Desa Bugbug.Tanaman
bambu di pilih karena bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, system perakaran
yang kuat dan luas dapat memperkuat ikatan partikel-partikel tanah dan mampu
menahan limpasan air, sehingga dapat mencegah erosi. Bambu merupakan jenis
tanaman yang tepat digunakan untuk usaha konservasi tanah dan air terutama
untuk tanah-tanah miring yang rawan longsor dan daerah-daerah tandus. Dengan
penanaman bambu secara luas di lahan kritis, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dan daya dukung lingkungan. Bambu menyerap air hujan sampai 90%
sedangkan tanaman pepohonan rata-rata menyerap 35-40%. Dengan demikian bambu dapat meningkatkan aliran
air bawah tanah, kelestarian sumber mata air.
Sebagai tanaman yang memiliki total luas
daun yang besar dan jaringan akar yang luas, tanaman bambu dapat ikut menyerap
dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di udara, tanah dan air. Bambu
dapat digunakan untuk membantu program pemurnian air dan dapat juga berfungsi
sebagai penghalang angin (windbreak)
serta penghalang kebisingan. Bambu juga menghasilkan biomassa yang sangat
tinggi. Hutan bambu dapat menghasilkan biomassa 7 kali lebih banyak daripada
hutan pepohonan. Pemanfaatan bambu di Pulau Bali sangatlah
bervariasi seperti membuat dinding bambu, rumah bambu, mebeler, kreasi industri
kerajinan bambu dan bahan upacara keagamaan. Pentingnya bambu dalam setiap
upacara menjadikan bambu sebagai salah satu pilar dalam kehidupan masyarakat
Bali.
0 komentar:
Posting Komentar